Beberapa hari ini, ramai dukungan untuk membawa kebaya sebagai warisan dunia tak benda UNESCO yang berasal dari Indonesia. Berbagai dukungan ditunjukan secara daring melalui berbagai platform sosial media dan jejaring sosial lainnya.
Dilansir dari situs Kemendikbud RI, ratusan wanita Indonesia mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa memadati halaman Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan mengenakan pakaian kebaya untuk mengadakan kegiatan Jalan Santai Berkebaya menuju kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Acara ini diselenggarakan oleh komunitas Pertiwi Indonesia dan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) sebagai wujud pernyataan dukungan mereka agar kebaya didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda asal Indonesia ke UNESCO.
Gerakan ini dikenal sebagai gerakan “Kebaya Goes to UNESCO”. Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama dengan Komunitas Pelestari Budaya di antaranya Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), Yayasan Budaya Nusantara Digital (YBND), Yayasan Kebudayaan Rancage, dan Seluas Tanah Merah (STM) juga telah meluncurkan situs tradisikebaya.id untuk mendukung gerakan ini. Melalui situs ini, perempuan di seluruh Indonesia diundang untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini.
Tertulis dalam situs tersebut bahwa “dunia perlu mengetahui dan mengakui bahwa Kebaya adalah warisan budaya berbusana dari leluhur Nusantara yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.” Dipaparkan juga lima kriteria kebaya yang didaftarkan sebagai warisan dunia tak benda ke UNESCO, diantaranya:
- Kebaya adalah busana daerah atau tradisional yang dipakai sebagai atasan. Untuk memperkuat kesan lokalitas dan feminitas, kebaya meati dipadukan dengan kain batik, tenun atau wastra jenis yang lainnya sebagai pakaian bawahannya.
- Kebaya itu adalah model baju. Pilihan bahannya bisa brokat, sifon, beludru, katun, kaos, dan sebagainya. Jadi jangan rancu bahwa semua model baju atasan berbahan brokat dikatakan sebagai kebaya.
- Sebagai model baju, kebaya memiliki potongan yang standard (atau sering disebut dengan pakem). Yakni : bukaan depan, simetris kiri dan kanan, tangan menutup siku. Tidak bisa dipungkiri banyak modifikasi kebaya dengan berbagai versi, tapi setidaknya pakem ini dikenali terlebih dahulu.
- Kebaya berbeda dengan baju kurung dan baju bodo yang tidak memiliki bukaan depan.
- Ada beberapa model kebaya yang saat ini dikenal masyarakat luas dan banyak dipakai oleh perempuan Indonesia tempo dulu, yakni Kebaya Kartini, Kebaya Kutubaru, Kebaya Krancang, Kebaya Noni/Nyonya, serta beberapa jenis kebaya dengan kekhasan masing masing.
Tidak hanya dari komunitas-komunitas yang terlibat, gerakan Kebaya Goes to UNESCO juga mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan public figure, baik dari pemerintah maupun tokoh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia kini dapat dengan mudah menunjukan dukungannya untuk gerakan ini dengan Twibbonize, yaitu dengan menggunakan bingkai bertemakan Kebaya Goes to UNESCO pada foto terbaik kamu dan membagikan nnya kepada teman-teman di sosial media. Berikut ini beberapa bingkai Twibbonize Kebaya Goes to UNESCO:
CFD Berkebaya
oleh Arsita Resmisari

Link: twb.nz/cfdberkebaya
Kebaya Goes To Unesco
oleh Arsita Resmisari

Link: twb.nz/kebayaunesco
Kebaya Goes To UNESCO
oleh CFD Berkebaya

Link: twb.nz/kebayagoestounesco
Kebaya goes to UNESCO
oleh Bening Cahyani

Link: twb.nz/kebayagoestounescopbn
Srigan mendukung kebaya goes to UNESCO
oleh Wisaksono Setyo Putro

Link: twb.nz/srigankebayagoes2unesco
Kebaya Goes to UNESCO
oleh Beatrix Cynthia

Link: twb.nz/kebayagoestounescopbs
Dukung Kebaya
oleh ries handono

Link: twb.nz/dukungkebaya
Kebaya Goes To Unesco
oleh Iman Kamarga

Link: twb.nz/blakebayagoestounesco
Kebaya Goes to UNESCO -PBIA
oleh Nurul Esti

Link: twb.nz/pbiagoestounesco2
Kebaya goes to UNESCO
oleh Nurul Esti

Link: twb.nz/pbiagoestounesco1
Dengan kriteria-kriteria kebaya diatas, kebaya telah menjadi warisan busana Nusantara selama ratusan tahun ini. Mengingat betapa mahalnya warisan ini bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, penting untuk kita mempertahakannya bersama-sama. Maka dari itu, disini Twibbonize hadir membuka sebuah langkah kecil nan bermakna untuk gerakan Kebaya Goes to UNESCO.
