Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Kedua ASEAN? Indonesia Respon dengan Twibbonize

Setelah tidak mendapatkan aspirasi pada tahun 2017, di tahun ini Malaysia kembali mengusulkan Bahasa Melayu untuk menjadi bahasa resmi kedua di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Menanggapi hal ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, menolak usulan tersebut dan justru mengangkat keunggulan bahasa Indonesia.

“Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional,” kata Nadiem dikutip dari Kompas.

Kabarnya, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob megatakan bahwa mereka akan berdiskusi dengan para pemimpin regional mengenai proposal ini. Salah satu latar belakang pengajuan ini yang diketahui adalah bahwa Malaysia bukan satu-satunya negara yang menggunakan bahasa Melayu, melainkan beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebagian Kamboja juga menggunakan bahasa Melayu.

“Saya akan berdiskusi dengan para pemimpin negara Asean lainnya, terutama di negara-negara yang sudah menggunakan bahasa Melayu. Saya akan berdiskusi dengan mereka tentang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di Asean,” kata Ismail Sabri dikutip dari Channelnewsasia.com, Rabu (23/03).

Sehubungan dengan hal ini, bahasa Inggris telah menjadi bahasa de facto ASEAN sejak berdirinya ASEAN pada tahun 1967 dan telah dikodifikasikan dalam pasal 34 Piagam ASEAN, yang menyatakan bahwa “bahasa kerja ASEAN adalah bahasa Inggris”.

Menanggapi keingintahuan salah satu anggota Senat, Isa Ab Hamid yang tentang upaya Malaysia untuk proposal ini, Perdana Menteri Malaysia menyampaikan bahwa “saat ini, hanya empat dari 10 negara ASEAN yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi dalam kegiatan-kegiatan di tingkat internasional. Sementara enam negara lainnya menggunakan bahasa ibu mereka masing-masing untuk urusan resmi dan mereka memerlukan penerjemah.”

Pernyataan dari Menteri Indonesia kemudian muncul setelah Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengunjungi Indonesia, dan memberi tahu Presiden Indonesia Joko Widodo tentang maksudnya atas proposal ini.

Dikutip dari The Strait Times, Nadiem mengatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah pilihan yang lebih baik untuk digunakan sebagai bahasa utama ASEAN, karena merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di Asia Tenggara, dengan penyebaran di lebih dari 47 negara. Bahasa Indonesia bahkan secara luas menjadi subject pelajaran di banyak perguruan tinggi dan universitas, termasuk di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Asia, ujar Nadiem.

Dalam keterangan lebih lanjut dari Nadiem, Ia menyampaikan bahwa “Sebagai Mendikbud, saya menolak usulan (Malaysia) itu, tapi karena ada niat tetangga kita untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi, tentu perlu dikaji dan diperdebatkan lebih lanjut.”

Terkait masalah ini, banyak masyarakat Indonesia baik dari individu maupun organisasi yang berbicara tentang bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa kedua ASEAN. Khususnya dalam hal ini suara tersebut disampaikan dengan Twibbonize frame yang telah mereka bagikan di berbagai jejaring media sosial. Berikut ini adalah beberapa frame yang tersebar;

Saya Dukung Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asean

oleh Balai Bahasa Jawa Timur

Link: twb.nz/ayobelabahasaindonesia

Twibbon Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Asean

oleh Linda Arianti

Link: twb.nz/twibbonhimapbsindo

Bela Bahasa Indonesia

oleh Kobe Azi07

Link: twb.nz/bahasaindobahasakeduaasean

Dukung Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa ASEAN

oleh Mutiara Anastasya Doek

Link: twb.nz/sayadukungbahasaindonesia

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Resmi Kedua di ASEAN

oleh Balai Bahasa Kalimantan Barat

Link: twb.nz/bahasaindonesiamendunia

DUBAS JABAR MENDUKUNG BAHASA INDONESIA MENJADI BAHASA ASEAN

oleh Shafit Dirga

Link: twb.nz/dubasjabaruntukbahasaindonesia

Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Asean

oleh Publikasi Kantor Bahasa Maluku

Link: twb.nz/kbpmbimba

Bahasa Indonesia lebih layak menjadi bahasa resmi ASEAN

oleh Rachmat Bintang

Link: twb.nz/bahasaindonesiautkasean

Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat beragam dari segi ras, budaya, dan bahasa. Hal ini dapat menjadi salah satu keunggulan ASEAN, namun setiap negara perlu menjaga stabilitas dan ketertiban kawasan mereka dengan saling menghormati dan menjaga keanekaragaman yang ada. Terlepas dari Twibbonize frame yang ada, mari kita dukung agar persoalan ini segera mencapai kesepakatan dimana kedua belah pihak, baik Malaysia maupun Indonesia, dan negara anggota ASEAN lainnya dapat mencapai suatu konsensus.

Prev
Modul Media – Si Pelengkap Kampanye

Modul Media – Si Pelengkap Kampanye

Perkaya kampanyemu dengan Media Module

Next
Kampanye Perjalanan Radio Amatir di Seluruh Dunia

Kampanye Perjalanan Radio Amatir di Seluruh Dunia

Dari Paris dan mendunia, International Amateur Radio Union (IARU)

You May Also Like